Minggu, 15 Maret 2009

- now is all we have -

Bagi gw, kehidupan ini bagaikan sebuah perlombaan, pada awal perlombaan, kita diberikan uang sebesar $ 86,400. Uang tersebut harus kita habiskan dalam sehari penuh, terserah digunakan untuk apa. Pada akhir acara, uang yang tersisa akan ditarik kembali jika kita gagal untuk menggunakannya sepanjang hari. Nah apa yang akan kita lakukan? Sudah barang tentu, dari setiap sen uang tersebut akan kita pergunakan sebaik-baiknya.

Secara tidak sadar, kita mengikuti perlombahan seperti itu setiap hari. Perlombahan itu dinamakan kehidupan. Setiap pagi, kita diberikan deposit/simpanan awal berupa WAKTU sebanyak 86.400 detik. Pada malam hari, apapun hasilnya, segala pengeluaran kita terhadap deposit/simpanan awal itu akan dicatat. Jika kita tidak mempergunakan seluruh deposit itu pada saat itu juga, maka kita akan kehilangan kesempatan mempergunakkannya untuk selama-lamanya. Kita tidak dapat menabungnya untuk dipergunakan esok hari, karena setiap malam, segala sisa waktu yang tidak kita pergunakan akan lenyap selama-lamanya. Karena itu, hargailah setiap waktu yang kita miliki. Hiduplah untuk masa sekarang sebab hanya itulah yang kita punya. Nikmati dan bagilah waktu kita untuk seorang yang kita sayangi, cukup khusus sehingga diri kita rela untuk ‘membuang’ waktu kita bersamanya. Ingatlah bahwa waktu tidak akan menunggu seseorang pun. Kemarin adalah sejarah, hari esok adalah misteri, dan hari ini adalah hadiah, karena itulah ia disebut “present”.


-----------------------------------------------------------------

Hanya dalam hitungan detik semua berubah. Karena itu, hargailah setiap detik demi detik kehidupan kita. Setiap tarikan napas kita. Karena, kita tidak pernah tahu, apakah detik berikutnya kita masih diizinkan bernapas.

Waktu terus berlalu. Emosi dan perasaan datang dan pergi silih berganti. Seperti bulan dan matahari. Siang dan malam. Semua yang ada di dunia ini berjalan secara alami. Mengikuti naluri. Maka, matahari yang tak pernah memaksa untuk menerangi malam, atau bulan yang selalu ingin menjadi purnama setiap hari. Semuanya harus selaras. Seperti alam yang menyesuaikan diri dengan penuh kesabaran, namun meyakinkan.

Niscaya, hidup akan terasa jauh lebih ringan dan mudah jika kita berserah diri. Berpasrah. Bersabar. Tapi, juga yakin bahwa semua akan berlalu, bahwa kemarin bukanlah milik kita lagi dan hari esok belum tentu jadi milik kita.

“…now is all we have fot the past is over and tomorrow is not ours to tell.”

Zara Zettira ZR

Tidak ada komentar: