Rabu, 11 Juni 2008

Undanglah “hiu-hiu kecil” ke kehidupan kita

Satu lagi cerita motivasi..

Seperti yang telah kita sama-sama tahu Bangsa Jepang merupakan bangsa yang sangat menyukai makanan mentah terutama ikan mentah yang segar. Tidak seperti bangsa kita, Indonesia, Jepang mempunyai perairan yang terbatas. Hal ini menyebabkan mereka tidak memiliki persediaan ikan yang cukup untuk rakyatnya. Nelayan negeri matahari terbit ini harus menempuh perjalanan cukup jauh, mengarungi lautan luas untuk mencari ikan. Makin jauh mereka mencari ikan, makin jauh pula jarak yang harus ditempuh ketika pulang. Untuk menghemat ongkos selama pelayaran, maka didisainlah kapal yang cukup besar untuk menampung ikan hasil tangkapan.

Dengan kondisi seperti ini, ikan hasil tangkapan sudah tidak segar lagi. Bahkan sebagian aroma ikan itu menurunkan selera orang Jepang. Para penggemar ikan tidak menyukai ikan yang tak lagi segar apalagi dengan aroma yang telah berubah. Harga ikan hasil tangkapan itu pun turun, sehingga nelayan merugi.


Untuk menghindari kerugian, para nelayan melengkapi kapal mereka dengan lemari pendingin guna menjaga kesegaran ikan. Dengan adanya lemari itu, daya jangkau tangkapan pun menjadi lebih luas. Ikan tangkapan dimasukkan ke lemari pendingin sehingga dapat mengurangi resiko kebusukan. Namun para penggemar ikan di Jepang mampu membedakan dengan baik ikan yang masih segar dengan ikan beku. Mereka tak menyukai ikan yang telah dibekukan. Harga jual ikan pun kembali jatuh.

Para nelayan tidaklah menyerah semudah itu. Mereka lalu menempatkan tangki yang cukup besar di dalam kapalnya guna menampung ikan hasil tangkapan. Dengan cara ini, kesegaran ikan hasil tangkapan dapat terjaga.

Namun dengan cara ini, ikan yang hidup di tangki itu tidak mampu bergerak lincah sebagaimana ketika ikan itu hidup di laut bebas. Semakin lama para nelayan melaut, gerakan ikan itu semakin lambat. Ternyata hal ini berpengaruh pada kesegaran ikan. Para penggemar ikan di Jepang tidak menyukai ikan yang fisiknya kurang segar.

Tidak kehabisan akal, para nelayan ini memasukkan ikan hiu kecil di dalam tangki itu. Hiu-hiu kecil itu mampu memakan beberapa ikan dalam tangki. Namun, keberadaan ikan hiu ini menimbulkan kepanikan di dalam tangki itu. Ikan hasil tangkapan nelayan berenang sekuat tenaga untuk menghindari sergapan ikan hiu.

Dengan kondisi seperti ini, ikan dapat tiba di pelabuhan dengan kondisi segar. Mengapa? Karena selama perjalanan mereka terus bergerak aktif guna menghindari sergapan ikan hiu kecik itu. Walaupun telah di tangkap berminggu-minggu, cita rasa ikan tetap terjaga seperti kondisi semula.

Nah, cerita di atas memberikan inspirasi bila kita ingin menjadikan hidup kita lebih hidup, undanglah “hiu-hiu kecil” dalam hidup kita. Sebagian besar dari kita akan berusaha sekuat tenaga bila diberi lingkungan yang menantang. Contoh sederhananya dapat kita lihat pada orang-orang yang mengatakan bahwa mereka tidak bisa lari, badan saya gendut, kaki saya sakit. Ketika mereka dihadapkan pada sebuah lorong dimana seekor anjing galak lepas dan siap mengejar mereka, apakah mereka akan tetap mengatakan tidak bisa lari? Pasti orang tadi akan lari terbirit-birit.

Karena itu, jangan terlena pada kondisi nyaman kita sekarang, sesekali cobalah keluar dari zona kenyamanan kita, undanglah “hiu-hiu kecil” dalam hidup kita mulai sekarang, maka hidup akan menjadi lebih hidup dan penuh gairah. Believe it or not. Silakan kita buktikan pada diri kita masing-masing.

Tidak ada komentar: